Nirsita Aprilia, 311303315 (2018) Makna Simbol-Simbol Adat dalam Resepsi Perkawinan Masyarakat Aceh (Studi Kasus di Kecamatan Tangse). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Form B dan Form D.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (547kB) | Preview
Nirsita Aprilia.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Simbol-simbol adat dalam resepsi perkawinan merupakan tradisi yang masih cukup kuat dipercaya dan dipraktekkan oleh masyarakat Tangse. Disini penulis ingin melihat bagaimana simbol adat yang dipahami oleh masyarakat Tangse. Penelitian ini mencoba menjawab beberapa pertanyaan inti yaitu; Apa saja simbol-simbol yang ada dalam resepsi perkawinan masyarakat Aceh di Kecamatan Tangse, apakah makna simbol-simbol adat dalam resepsi perkawinan terhadap masyarakat Tangse, dan pengaruh simbol-simbol adat dalam resepsi perkawinan terhadap masyarakat Tangse. Dalam menjawab persoalan tersebut diatas, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptis analisis, yaitu berusaha mendeskripsikan setiap hal dan kejadian sesuai dengan hasil temuan di lapangan. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi keterlibatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dipercaya dan dipraktekkan oleh masyarakat Tangse sangat banyak dan beragam, diantara simbol-simbol adat yang masih dipercaya adalah Batee Ranub merupakan memuliakan tamu dan lambang ikatan persaudaraan. Payung menandakan agar pengantin senantiasa selalu bersama. Kupiah Meuketop melambangkan keperkasaan bagi pengantin laki-laki untuk menjaga keluarganya kelak. Rencong melambangkan pengantin laki-laki akan menjadi pemimpin yang bertanggungjawab. Ija Sungket melambangkan sang istri kelak akan bersosial dalam masyarakat. Peulamin melambangkan bahwa pengantin siap melangsungkan kehidupan baru menuju rumah tangga yang akan dibina. Uang dan Perhiasan menujukkan bahwa kedua keluarga telah menerima anggota keluarga baru. Tebu kedua mempelai dpat menjaga keharmonisan rumah tangganya. Bibit Kelapa kmelambangkan kedua mempelai dapat medidik anak-anaknya berguna bagi masyarakat. Adapun pengaruh simbol adat terhadap masyarakat Tangse yang mana makna yang terdapat dalam setiap simbol mengandung hakikat yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri, orangtua terdahulu mengatakan adat istiadat masyarakat Aceh telah memberikan tempat istimewa dalam perilaku sosial dan agama, seperti yang diungkapkan oleh orangtua terdahulu “hukom ngeun adat hanjeut cre lagee zat ngeun sifeut” (adat dengan hukum syariat tidak dapat dipisahkan seperti zat dengan sifatnya). Maka dari itu simbol adat ini sangat berpengaruh bagi masyarakat Tangse.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: 1. Dr. Ernita Dewi, S.Ag.,M.Hum; 2. Syarifuddin, S.Ag.,M.Hum |
Uncontrolled Keywords: | Simbol-Simbol Adat, Resepsi Perkawinan, Masyarakat Aceh |
Subjects: | 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 390 Customs, Etiquette, Folklore (Adat Istiadat, Etiket, Folklor) > 394 Adat Resam Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Aqidah |
Depositing User: | Nirsita Aprilia |
Date Deposited: | 27 Sep 2018 05:21 |
Last Modified: | 27 Sep 2018 05:21 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5097 |