Pandangan Masyarakat Gayo terhadap Qanun Nomor 3 Tahun 2013 tentang Lambang, Bendera; dan Himne

Permasalahan yang terjadi belaka ngan ini di Provinsi Aceh adalah tidak terlepas dari adanya pro dan kontra di seputar permasalahan identitas daerah, khususnya
mengenai Himne Aceh. Latar belakang pro-kontra tersebut sebenarnya hanyalah ketidaksepahaman terhadap Himne yang telah disahkan oleh Pemerintah Aceh melalui Qanun UU No. 11 Tahun 2013 tentang Bendera, Lambang dan Himne.
Permasalahan Himne ini adalah Bahasa yang digunakan dalam Lirik Himne Aceh yaitu Bahasa Aceh. Namun pihak yang kontra adalah pihak dari etnis Gayo Menolak Bahasa dalam lirik Himne Aceh. Di dalam skripsi ini peneliti
mendeskripsikan pandangan masyarakat Gayo terhadap Himne Aceh serta meneliti bagaimana sikap masyarakat gayo terhadap Himne Aceh dan Faktor apa saja yang memengaruhi sikap masyarakat Gayo terhadap Himne Aceh. Penelitian
ini menggunakan Metode Penelitian Mixed Methods yang dimaksud dengan Mixed Methods adalah suatu desain penelitian dengan asumsi filosofis yang mengarah pada pengumpulan dan analisis data dengan menggunakan penelitian campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik Wawancara dan Angket dimana teknik wawancara mendalam dengan cara tanya jawab dengan beberapa informan yang berhubungan dengan penelitian ini, teknik ini memilih orang-orang yang benar-benar mengetahui tentang pandangan Masyarakat Gayo terhadap Himne Aceh di dalam penelitian ini, peneliti juga mendapatkan hasil dari penelitian bahwa orang Gayo tidak merasa bahwa Pemerintah Aceh berbahasa Aceh yang dimana penolakan tersebut dilakukan dengan cara aksi demo di Kantor DPRA.