Pernikahan Orang Yang Sedang Ihram Dalam Perspektif Imam As-Sarakhsi (Analisis Terhadap Kitab Al-Mabsut)

Hendry Arfiansyah, 111309753 (2019) Pernikahan Orang Yang Sedang Ihram Dalam Perspektif Imam As-Sarakhsi (Analisis Terhadap Kitab Al-Mabsut). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Pernikahan Orang Yang Sedang Ihram Dalam Perspektif Imam As-Sarakhsi  (Analisis Terhadap Kitab Al-Mabsut)]
Preview
Text (Pernikahan Orang Yang Sedang Ihram Dalam Perspektif Imam As-Sarakhsi (Analisis Terhadap Kitab Al-Mabsut))
Hendry Arfiansyah.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB) | Preview

Abstract

Nikah merupakan suatu akad yang dilakukan untuk menghalalkan wath’i/jim’. Akad tersebut bisa di lakukan kapan saja, namun pada saat iham akad nikah bagi pelaku ihram terdapat perbedaan pendapat. Jumhur Ulama, (Maliki, Syafi’i, Hambali) tida memperbolehkan akad tersebut, dengan berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Utsman ra. Berbeda dengan As-Sarakhsi, yang merupakan salah satu pengikut hanafi, beliau memperbolehkan akad tersebut. Permasalahan tersebut dikaji dalam skripsi ini dengan memfokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut: Apa landasan As-Sarakhsi tentang sahnya pernikahan pada waktu Ihram? Bagaimana Istinbath hukum Imam Syamsuddin As-Sarakhsi tentang Pernikahan pada waktu ihram? Serta bagaimana peluang penerapan hasil istinbath di zaman modern ? metode pengumpulan data yang di gunakan adalah metode penelitian library research. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab Al- Mabsut karya Syamsuddin As-Sarakhsi, sedangkan sumber data sekunder adalah kitab-kitab yang berhubungan dengan konsep pernikahan pada waktu ihram. Analisa data menggunakan tekhnik analisa deskriptif kalitatif. Temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pendapat As-Sarakhsi dalam membolehkan pernikahan pada saat ihram dengan menggunakan hadist dari ibnu abbas tidak kuat, karena berlawanan dengan riwayat dari maimunah sebagai pelaku pernikahan itu sendiri bahwasannya Nabi Saw menikahi maimunah dalam keadaan halal. Kemudian dalam Istinbathnya Syamsuddin As-Sarakhsi juga menggunakan metode Qiyas, yaitu akad nikah disamakan dengan akad jual beli, sisi kesamaan illat nya adalah sama-sama akad. Hukum asalnya adalah akad jual beli bagi orang yang sedang ihram. Imam As-Sarakhsi lebih menekankan nikah pada akadnya, bukan ditekankan pada proses diperbolehkannya wath’i. Dengan illat sama-sama akad maka dihasilkan bahwa akad nikah boleh bagi orang yang sedang ihram, akan tetapi tidak boleh wath’i. Penerapan keabsahan pernikahan keika ihram tidak ditemukan pengaplikasiannya. Namun apabilab ini terjadi, hasil istinbath dari Syamsuddin As-Sarakhsi ini bisa menjadi acuan dalam mengambil sebuah hukum.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Dr. Khairani, M.Ag Pembimbing II : Dr. Irwansyah, S.Ag., M.Ag
Uncontrolled Keywords: Pernikahan, Ihram
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.31 Nikah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Hendry Arfiansyah Hendry
Date Deposited: 02 Sep 2019 09:24
Last Modified: 02 Sep 2019 09:24
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/9696

Actions (login required)

View Item
View Item