Berebut Masjid: Resistensi dan Penolakan Masyarakat Islam Lokal di Aceh terhadap Aliran Islam Pendatang

Marzuki Abubakar, 2001018402 (2016) Berebut Masjid: Resistensi dan Penolakan Masyarakat Islam Lokal di Aceh terhadap Aliran Islam Pendatang. PENAMAS, 29 (3). pp. 359-372. ISSN ISSN 0215-7829, e-ISSN 2502-7891

[thumbnail of 37-1-322-1-10-20170119_Penamas.pdf]
Preview
Text
37-1-322-1-10-20170119_Penamas.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (926kB) | Preview

Abstract

Keberadaan Aceh sebagai daerah mayoritas Islam sekaligus merujuk kepada sejarah, menjadikan Aceh sebagai satu-satuya provinsi di Indonesia yang memiliki Legalitas Pelaksanaan syariat Islam. Masyarakat Islam di Aceh pada merupakan penganut mazhab ahlussunnah waljamaah secara theologis dan bermazhab As-Sayafi’i dalam fiqih (hukum). Namun, seiring perkembangan zaman modern banyak sekali aliran yang sudah masuk dan mulai diterima oleh masyarakat di Aceh yang berbeda dengan mazhab sebelumnya. Beberapa daerah bahkan mereka mulai mendominasi dalam berbagai aktifitas keagamaan. Mereka menjadikan masjid sebagai pusat pengembangannya. Sejak tahun 2015, telah terjadi beberapa bentuk penolakan (public transcript) terhadap model pengamalan Islam di beberapa masjid di Aceh dengan cara merebut Masjid oleh golongan Dayah (Pesantren). Bagaimana klaim masyarakat Islam lokal terhadap aliran pendatang? Apasaja sebab yang melandasi perebutan masjid di Aceh? Dua hal ini menjadi pertanyaan yang akan dijawab dalam kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Islam lokal yang diwakili oleh golongan Dayah berangkapan bahwa aliran pendatang ini merupakan aliran sesat yang tidak sejalan dengan aliran yang dipegang selama ini. Diantara sebab yang melandasi terjadinya perebutan masjid adalah pertama, masjid tersebut dipegang oleh golongan yang diklaim sesat. Kedua, masjid telah dijadikan sebagai tempat penyebaran aliran yang diklaim sesat tersebut. Ketiga, mengembalikan tata cara ibadah sesuai dengan yang diyakini oleh golongan Dayah di Aceh. Keempat, adanya dukungan penguasa, yaitu menggunakan kesempatan atau peluang bagi golongan Dayah karena salah satu petinggi dari mantan Gerakan Aceh Merdeka adalah Calon Gubernur tahun 2017 yang menjanjikan tegaknya ajaran Ahlussunnah waljamaah di Aceh apabila ia terpilih.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Masjid, Public Transcript, Aliran Islam, Aceh
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X8 Aliran dan Sekte
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > S1 Pendidikan Agama Islam
Depositing User: marzuki abubakar
Date Deposited: 12 Aug 2017 03:54
Last Modified: 12 Aug 2017 04:05
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/326

Actions (login required)

View Item
View Item