Keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang. Namun demikian, juga tidak sedikit rumah tangga yang berselisih paham, bertengkar dan bahkan berakhir dengan perceraian. Hal tersebut juga tidak terkecuali terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, tercatat pada tahun 2023, sebanyak 176 kasus gugatan perceraian terjadi di kabupaten tersebut. Adanya berbagai fenomena perceraian itu tentu mengambarkan adanya masalah dalam keluarga yang belum mampu membentuk keluarga yang Sakinah. Oleh karena itu, peran Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) sebagai lembaga penyuluh bagi pasangan pengantin sangat penting dalam memberikan bimbingan sehingga diharapkan mampu menekankan angka perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) bersifat deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap pihak BP4 Pidie Jaya serta dua pasangan calon pengantin. Adapun teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pertama, BP4 Pidie Jaya memiliki peran dalam pelayanan bimbingan pranikah bagi calon pengantin dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Pasangan calon pengantin diberi pengetahuan tentang pernikahan dan fiqih munakahat, materi penyuluhan KB, imunisasi dan materi keluarga sakinah mawaddah warahmah. Hal tersebut bertujuan untuk menekan angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta permasalahan lainnya. Kedua, faktor pendukung pelaksanaan bimbingan pranikah yaitu kehadiran calon pengantin mengikuti program bimbingan serta pembimbing yang berkompeten terkait materi yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan pranikah. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan bimbingan pranikah di Pidie Jaya meliputi sarana dan prasarana yang belum memadai, materi bimbingan pranikah yang kurang lengkap serta keterbatasan waktu