Penggunaan gas LPG dalam lingkungan perumahan semakin meluas karena kemudahan dan efisiensinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun demikian, kebocoran gas LPG masih menjadi salah satu faktor utama penyebab kebakaran yang dapat mengakibatkan kerugian materiil dan korban jiwa dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu sistem deteksi dini potensi kebakaran yang mampu memberikan peringatan secara cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan Prototype alat deteksi kebocoran gas berbasis Internet of Things (IoT) dengan integrasi sensor gas MQ-2, sensor api infra red (IR), serta sensor suhu dan kelembaban DHT22. Sistem ini juga terhubung dengan aplikasi Blynk guna memungkinkan pemantauan secara real-time dan jarak jauh melalui perangkat seluler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Research and Development (R&D), yang mencakup tahapan perencanaan, perancangan, implementasi, serta pengujian alat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor MQ-2 mampu mendeteksi keberadaan gas LPG secara konsisten. Sensor inframerah efektif mengenali api hingga jarak 100 cm. Sementara itu, sensor DHT22 menunjukkan tingkat presisi antara 97,5% hingga 99,73%, dengan akurasi keseluruhan mencapai 98,95%. Dari lima kali pengujian sistem, diperoleh tingkat keberhasilan sebesar 93,33%, dengan satu kali kegagalan akibat gangguan koneksi internet. Selain fitur pemantauan online, sistem ini juga dilengkapi mode offline yang memungkinkan alat tetap berfungsi tanpa koneksi internet. Validasi kelayakan yang dilakukan oleh tiga ahli menghasilkan skor rata-rata sebesar 89,33% yang tergolong dalam kategori sangat layak. Berdasarkan hasil tersebut, Prototype ini dinilai efektif, akurat, dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai solusi sistem deteksi kebocoran gas berbasis IoT yang dapat meningkatkan keamanan di lingkungan perumahan.