Ketersediaan air bersih di Indonesia masih terbatas, yaitu hanya 20 % penduduk terlayani jaringan perpipaan, sedangkan sisanya masih bergantung langsung dari sumber air. Ketimpangan ini berdampak luas kepada berbagai sektor domestik dan non-domestik, seperti pondok pesantren. Pesantren Nurul Ihsan, Aceh Jaya, yang mengandalkan mata air lokal, sering mengalami masalah ketika fluktuasi debit sumber air tidak tercukupi disaat musim kemarau. Penelitian ini bertujuan merancang unit penyediaan air bersih optimal dengan memanfaatkan potensi mata air setempat dan menghitung biaya investasinya. Metode meliputi grab sampling pengukuran debit dengan metode tampung, wawancara kontinuitas pasokan, dan uji kualitas secara laboratorium. Selanjutnya pemetaan elevasi lewat Google Earth dan analisis peta DEM dengan menggunakan ArcGIS, serta pemodelan transmisi EPANET 2.0. Hasil menunjukkan kualitas fisik-kimia memenuhi baku mutu, namun total coliform 43 MPN/100 mL melebihi batas. Debit rata rata 0,47 L/s cukup untuk kebutuhan normal (0,28 L/s) dan puncak (0,43 L/s), namun menurun drastis saat kemarau. Rancangannya mencakup bangunan penangkap mata air, bak desinfeksi dan reservoir, serta jaringan perpipaan, dengan estimasi investasi Rp 102.493.848.