Muhammad Khalil Qardhawy, 211006017 (2025) Kajian Reflektif Semantik Makna Syaghafahā Ḥubban Perspektif Etika Dalam QS. Yūsuf Ayat 30. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Cover Bab 1 (Repository).pdf - Draft Version
Restricted to Repository staff only
Download (922kB)
Tesis FULL Repository.pdf - Draft Version
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Muhammad Khalil Qardhawy_211006017_fulltext.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB)
Muhammad Khalil Qardhawy_211006017_cover-bab 1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB)
Abstract
Istilah syaghaf dalam Al-Qur’an, meskipun hanya muncul satu kali dalam Surah Yūsuf ayat 30, menyimpan kedalaman makna semantik, historis, dan etis yang signifikan. Kajian ini bertujuan untuk mengurai kompleksitas istilah tersebut dengan pendekatan linguistik, tafsir klasik, dan refleksi kontemporer guna menelaah relevansi dan dampaknya dalam dinamika etika emosional masyarakat modern. Syaghaf, yang dalam bahasa Arab sering dikaitkan dengan cinta atau ketertarikan intens, dalam konteks kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha menunjukkan keterikatan emosional obsesif yang berpotensi mengaburkan rasionalitas dan kendali diri. Dengan menelaah karya-karya tafsir seperti Al-Kasysyāf, Al-Baḥr Al-Muḥīt, Al-Taḥrīr wa Al-Tanwīr, hingga Al-Sya'rāwī, penelitian ini menemukan bahwa syaghaf bukan sekadar cinta mendalam, tetapi kondisi kejiwaan yang dapat menggerakkan tindakan ekstrem dan menabrak batas etika. Perbandingan konteks sejarah dan pemaknaan kontemporer mengungkap potensi reflektif dari istilah ini terhadap fenomena sosial masa kini yang sering ditandai oleh emosi yang tidak terkendali dan ketertarikan yang melampaui nalar. Konklusi dari kajian ini menegaskan bahwa pemaknaan mendalam terhadap syaghaf penting untuk membangun kesadaran etika dalam menghadapi tantangan emosional dan moral di era modern, serta memperkuat pemahaman spiritual melalui kisah kenabian yang tetap relevan lintas zaman.
Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) bagaimana penafsiran semantik makna Syaghafahā ḥubban dalam QS. Yūsuf ayat 30; (2) bagaimana pengendalian diri dapat diterapkan untuk menghadapi Syaghaf agar tetap sesuai dengan nilai-nilai etika Qur’ani; dan (3) bagaimana Syaghaf dapat dikontekstualisasikan dalam kehidupan masyarakat modern.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan mauḍū’i (tematik). Penelitian ini menggunakan teori semantik dan munasabah ayat, khususnya analisis sintagmatik dan paradigmatik, dengan fokus pada sumber primer. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syaghaf menggambarkan cinta yang mendalam, obsesif, dan menguasai hati secara emosional dan perilaku, serta memiliki keterkaitan dengan istilah seperti niswah, rāwada, dan ḍalāl. Evolusi maknanya menunjukkan transisi dari keterikatan emosional pra-Qur’anik ke simbol cinta ekstrem dalam dunia Islam klasik hingga modern. Dalam konteks teologis dan etis, para mufassir menawarkan solusi spiritual dan moral terhadap fenomena ini melalui konsep seperti burhān, ḥukm, ‘ilm, taqwā, dan rahmah. Di era kontemporer, Syaghafahā Ḥubban tetap relevan sebagai refleksi atas krisis etika yang muncul dari dorongan emosi tak terkendali seperti rawada, su’, fahshā’, dan jahil. Kajian ini menegaskan pentingnya kontrol diri, keimanan, dan integritas sebagai benteng terhadap cinta yang menyimpang dari nilai ilahi dan etika.
| Item Type: | Thesis (Masters) | 
|---|---|
| Subjects: | 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan > 2X1.1 Ilmu-ilmu Al-Qur'an > 2X1.131 Gramatika Al-Qur'an | 
| Divisions: | Program Pascasarjana > S2 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | 
| Depositing User: | Muhammad Khalil Qardhawy | 
| Date Deposited: | 30 Jul 2025 07:14 | 
| Last Modified: | 30 Jul 2025 07:47 | 
| URI: | http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/46742 | 
        		
		            
		        