Penelitian ini menganalisis keabsahan kepemilikan objek jaminan milik bersama yang belum dibagikan bagiannya masing-masing dalam perkara Putusan Nomor 7/Pdt.G/2023/Pn Bir. Nasabah debitur sudah mengalami kredit macet yang mempengaruhi kepemilikan oleh objek jaminan tersebut. Pinjaman ini juga dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga yang memiliki tanah tersebut. Fokus penelitian pada permasalahan yaitu bagaimana pertimbangan hakim terhadap fakta persidangan pihak atas kepemilikan objek jaminan, pendapat hakim dalam verifikasi oleh pihak bank terhadap keabsahan kepemilikan dan perspektif konsep al-milkiyyah terhadap penggunaan harta orang lain tanpa izin. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, dengan jenis penelitian kualitatif yang dianalisis secara case study. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa majelis hakim memutuskan bahwa pinjaman yang dilakukan oleh debitur sah secara hukum. Terlebih lagi, majelis hakim berpendapat bahwa bukti yang diberikan oleh pihak bank merupakan bukti yang valid dan berkekuatan hukum tinggi. Jaminan yang dilakukan oleh debitur dengan bank tanpa adanya izin dan persetujuan dari pemilik harta tersebut merupakan suatu tindakan yang tidak sah, prinsip Islam menuntut adanya izin ebelum melaukan perjanjian dengan pihak lain.