Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis penafsiran konsep kepemimpinan dalam Surah al-Baqarah ayat 30 dan al-Maidah ayat 51 dengan menggunakan Tafsir Jāmi al-Bayan fi Ta wil al-Quran dan Tafsir Fi Zhilal Qur’an serta membandingkan pendekatan dan interpretasi kedua ulama terkemuka ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi pustaka, yang meliputi pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dari sumber-sumber tertulis, terutama kedua kitab tafsir tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan dalam penafsiran konsep kepemimpinan antara al-Ṭabarī dan Sayyid Quthb. Perbedaan tersebut terletak pada fokus penafsiran, di mana al-Ṭabarī lebih menekankan aspek historis dan praktis kepemimpinan, sementara Sayyid Quthb lebih menekankan aspek moral dan spiritual. Persamaan terletak pada prinsip-prinsip dasar kepemimpinan, yaitu tanggung jawab, keadilan, dan ketaatan kepada Allah. Kedua mufassir sepakat bahwa kepemimpinan adalah amanah besar, harus dijalankan dengan adil, dan didasarkan pada ketaatan kepada Allah. Penelitian ini memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang studi tafsir, khususnya mengenai interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kepemimpinan. Hasilnya dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa, akademisi, dan masyarakat dalam memahami tafsir Al-Qur’an dan pentingnya kepemimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.