Penanganan pasien pengidap skizofrenia tentunya dapat mengancam keselamatan paramedis/tenaga kesehatan, menyebabkan risiko fisik maupun psikis dari tindakan pasien yang di luar kesadarannya dapat mencelakai tenaga kesehatan yang bertugas. Pada kasus ini paramedis yang bekerja di RSJ Kota Banda Aceh rentan menjadi korban kekerasan fisik dari pasien, seperti melakukan pemukulan dan kekerasan lainnya yang menyebabkan cedera fisik bagi tenaga kesehatan. Adapun permasalahan skripsi ini yaitu bagaimana perlindungan hukum bagi paramedis di RSJ Kota Banda Aceh yang mengalami kecelakaan kerja pada penanganan pasien skizofrenia, tanggung jawab pihak manajemen RSJ terhadap paramedis yang mengalami kecelakaan kerja, dan tinjauan ijārah ‘alā al-‘amāl dan Qanun No. 4 Tahun 2010 bagi paramedis yang menangani pasien skizofrenia. Metode riset yang digunakan dengan pendekatan yuridis empiris, jenis penelitian deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa perlindungan hukum yang diberikan oleh RSJ Kota Banda Aceh dalam penanganan pasien skizofrenia adalah dengan perlindungan preventif atau menempatkan petugas keamanan Satpol PP pada ruangan pasien, menyediakan APD seperti sarung tangan, dan setiap ruangan diawasi dengan kamera CCTV. RSJ Kota Banda Aceh bertanggung jawab penuh dengan memberikan perlindungan kuratif selama masa pemulihan, baik dari segi medis, konseling psikologis, maupun administratif atas kecelakaan kerja, memastikan paramedis mendapat haknya sebagai korban kecelakaan kerja. RSJ Kota Banda Aceh telah memenuhi ketentuan akad ijārah ‘alā al-‘amāl dan Qanun No. 4 Tahun 2010 yaitu dengan memperhatikan hak dan kewajiban, memberikan perlindungan, fasilitas memadai, memastikan keamanan pekerja, bertanggung jawab atas kecelakaan kerja, penyelesaian sengketa, memberikan kompensasi, dan insentif khusus bagi paramedis atas jasa yang mereka berikan.