Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kualitas hafalan Al-Qur’an peserta didik pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah, meskipun program tahfidz telah banyak diterapkan di berbagai lembaga pendidikan dasar Islam. Faktor-faktor seperti lemahnya motivasi internal siswa, minimnya keterlibatan orang tua, serta metode pembelajaran tahfidz yang belum sistematis dan berorientasi jangka panjang menjadi hambatan signifikan dalam pencapaian hafalan yang mutqin. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dirancang untuk menjawab tiga rumusan masalah utama: (1) bagaimana implementasi metode tahfidz Pakistani di MIT Daarut Tahfidz AlIkhlas Banda Aceh; (2) bagaimana perkembangan kemampuan hafalan peserta didik melalui penerapan metode tersebut; dan (3) apa saja faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam proses implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan guru tahfidz dan koordinator program, serta dokumentasi resmi madrasah. Analisis data dilakukan secara induktif melalui proses reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tahfidz Pakistani telah diimplementasikan secara sistematis melalui tiga tahapan utama: sabaq (setoran hafalan baru), sabqi (pengulangan hafalan sebelumnya), dan manzil (pengulangan jangka panjang atas hafalan yang telah dikuasai). Metode ini dikawal secara intensif melalui evaluasi harian, mingguan, dan bulanan, dengan target capaian hafalan sebesar lima juz selama enam tahun masa pendidikan. Selain itu, MIT Daarut Tahfidz Al-Ikhlas juga menyelenggarakan dua program pendukung dalam rangka meningkatkan kualitas hafalan siswa: pertama, program Mukammal yang difokuskan untuk menguatkan dan menyempurnakan seluruh hafalan siswa secara menyeluruh dan tersistem; kedua, kelas I’dad yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum menyelesaikan Tahmidi 1 dan 2, sebagai dasar penguatan bacaan dan penyempurnaan tahsin sebelum memasuki jenjang hafalan formal.Analisis menunjukkan bahwa perkembangan hafalan peserta didik cenderung meningkat secara konsisten, khususnya pada siswa yang disiplin mengikuti sistem pengulangan dan mendapat dukungan lingkungan belajar yang memadai. Faktor pendukung utama keberhasilan implementasi metode ini adalah manajemen madrasah yang responsif, guru tahfidz yang berkomitmen tinggi, serta partisipasi aktif wali murid. Di sisi lain, keterbatasan waktu belajar formal, variasi kemampuan daya ingat, dan kurangnya pendampingan murajaʿah di rumah menjadi kendala yang masih perlu diatasi melalui strategi monitoring dan komunikasi yang lebih integratif.Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa metode tahfidz Pakistani, jika didukung oleh sistem pembinaan yang adaptif, program penguatan seperti Mukammal dan I’dad, serta supervisi yang berkelanjutan, dapat meningkatkan kualitas hafalan Al-Qur’an secara signifikan pada jenjang pendidikan dasar.