Tradisi reuhab merupakan bagian dari ritual adat kematian. Ritual adat kematian yang di lakukan di Kecamatan Seunagan berbeda dengan daerah lain, masyarakat mempercayai bahwa ruh orang yang telah meninggal masih berada di kamar reuhab selama 44 hari dan ruh tersebut setiap saat akan pulang ke rumah hingga malam ke 44. Hal ini bersalahan dengan pemahaman dalam Islam yang memahami bahwa setelah seseorang meninggal maka ruh orang tersebut kembali kepada Allah Swt. dan tidak akan kembali lagi kedunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tradisi reuhab yang berkembang dalam masyarakat Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, serta pengaruhnya terhadap pemahaman keagamaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi reuhab diyakini sebagai warisan nenek moyang yang dijalankan sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum. Adapun pengaruhnya terhadap pemahaman keagamaan masyarakat adalah kektika masyarakat meyakini bahwa dalam reuhab tersebut masih ada ruh almarhum yang perlu di jaga sehingga barang-barang dan rumah tidak boleh dikosongkan serta dilakukannya pembakaran kemenyan pada setiap sore agar ruh tidak terkejut dan damai juga melakukan ritual khusus pada hari ke 44 sebagai bentuk pelepasan ruh. Tradisi ini memiliki nilai-nilai sosial yang kuat seperti solidaritas dan gotong royong, namun juga menunjukkan perlunya edukasi agama agar pelaksanaan adat tetap sejalan dengan ajaran Islam