Pariwisata halal diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat secara global, dengan total belanja wisatawan Muslim diperkirakan mencapai 300 miliar dolar AS pada tahun 2030. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor ini dan menjadi salah satu destinasi utama pariwisata halal global. Sehingga, penerapan konsep green economy dalam pariwisata halal dapat mendukung keberlanjutan dan ekonomi lokal. Meski potensi Aceh Besar besar, penelitian terkait integrasi pariwisata halal dan green economy masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pengembangan pariwisata halal berbasis green economy di Pantai Lhoknga, menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis SWOT. Lokasi dipilih berdasarkan potensi dan kesesuaian dengan syariat Islam dan ekonomi hijau. Subjek penelitian meliputi pemilik usaha, masyarakat, wisatawan, dan instansi terkait, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pantai Lhoknga memiliki kekuatan dalam hal keindahan alam, pasir putih, dan ombak yang cocok untuk selancar, didukung oleh masyarakat lokal dan potensi budaya Islam, yang membuka peluang besar untuk mengembangkan wisata halal. Namun, kelemahannya terletak pada kekurangan fasilitas seperti toilet, parkir, dan aksesibilitas mempengaruhi kenyamanan pengunjung dan daya saing destinasi. Dengan meningkatnya minat terhadap wisata halal dan ekonomi hijau, Pantai Lhoknga memiliki peluang untuk menarik wisatawan domestik dan internasional, didorong oleh dukungan pemerintah dan pelaku usaha. Meski begitu, tantangan persaingan dengan destinasi wisata modern serta masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan kebersihan pantai perlu segera diatasi.