Perbedaan pendapat di kalangan mufassir terjadi karena perubahan zaman. Setiap era, mulai dari tafsir klasik yang cenderung berpegang pada riwayat, tafsir modern mengaitkan dengan perkembangan ilmu, dan tafsir kontemporer lebih kritis dan kontekstual. Setiap perbedaan dipengaruhi oleh kondisi sosial, budaya, dan keperluan zaman masing-masing. Penelitian ini mengkaji makna lafaz jual beli yang ada dalam al-Qur’an berdasarkan Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓim karya Ibnu Kathīr dan Fī Ẓilāl al-Qur’an karya Sayyid Quṭb. Penelitian ini berbentuk kualitatif, dalam penelitian kepustakaan (library research) dimana Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓim dan Tafsir Fī Ẓilāl al-Qur’an menjadi sumber utama dan bahan perpustakaan yang bersumber dari lainnya seperti kitab, buku, artikel, jurnal menjadi sumber sekunder. Penulis juga akan memaparkan tentang penafsiran Ibnu Kathīr dan Sayyid Quṭb dengan menggunakan metode diskriptif analisis dengan pendekatan kebahasan sehingga menjadi satu kajian yang mendalam dan komprehensif, baik dari segi bi al-ma’thur maupun bi al-ra’yi. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lafaz jual beli dalam al-Qur’an memiliki makna yang beragam. Dari lafaz-lafaz yang disebutkan di dalam al-Quran terdapat beberapa macam lafaz yang berkaitan dengan lafaz jual beli, seperti lafaz al-bay’, isytarᾱ, dan tijārah. Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓim menekankan aspek hukum syariah dalam jual beli, seperti kejelasan akad dan larangan riba, sedangkan Tafsir Fī Ẓilāl al-Qur’an fokus terhadap dimensi sosial dan spiritualnya sebagai sarana keadilan dan pembersih jiwa dari keserakahan.