Praktik sewa menyewa lahan pertanian antara petani cabai dan perusahaan Fnb Agritech di Kecamatan Ketol Aceh Tengah menjadi fenomena menarik untuk dikaji dalam perpektif hukum Islam, khususnya akad Ijarah. Sebagian besar petani melakukan praktek sewa menyewa lahan khususnya untuk penanaman cabai kepada perusahaan Fnb Agritech tanpa memahami prinsip hukum Islam yang terdapat dalam akad Ijarah. Penelitian ini mengkaji bagaimana persepsi petani terhadap sewa menyewa lahan untuk penanaman cabai oleh Fnb Agritech di Kecamatan Ketol Aceh Tengah serta menganalisis apakah praktik tersebut telah sesuai dengan prinsip akad ijarah menurut hukum Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif sosiologis dengan metode deskriptif analisis, serta teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi lapangan untuk memahami praktik sewa menyewa yang berjalan secara aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas atau sebagian besar petani belum memahami bahwa kerja sama sewa lahan tersebut merupakan bagian dari akad ijarah. Mereka menganggapnya sebagai bentuk kontrak biasa tanpa mempertimbangkan rukun dan syarat dalam fikih muamalah. Dari sisi pelaksanaanya sudah memenuhi rukun dalam akad ijarah namun dalam syarat akad ijarah belum terpenuhi seperti syarat sahnya akad ijarah yaitu keridhaan kedua belah pihak. Praktik sewa lahan oleh Fnb Agritech belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip akad ijarah dalam hukum Islam. Oleh karena itu diperlukannya sosialisasi dan pendampingan dari pihak berwenang agar kontrak yang dijalankan mencerminkan nilai-nilai keadilan dan transparansi sesuai dengan ajaran Islam.