Limbah organik rumah tangga berpotensi diolah menjadi pupuk cair ramah lingkungan melalui fermentasi menjadi ekoenzim, yang mengandung hormon pertumbuhan tanaman seperti auksin dan giberalin . Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar hormon tersebut dalam pupuk cair ekoenzim serta menganalisis pengaruhnya terhadap pertumbuhan bayam merah (Amaranthus dubius). Pupuk cair dibuat dengan fermentasi limbah kulit buah (jeruk, naga, dan manga) selama tiga bulan, proses fermentasi menggunakan molase dan EM4 sebagai sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi mikroorganisme fermentasi dan digunakan sebagai inokulan mikroba yang mempercepat proses fermentasi, dan ab mix sebagai kontrol pembanding. Hasil di analisis menggunakan High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Parameter pertumbuhan tanaman bayam merah diamati selama 28 hari, meliputi jumlah daun, lebar daun, tinggi batang, dan panjang akar. Kadar hormon pertumbuhan pada pupuk cair ekoenzim menggunakan gula merah menunjukkan bahwa kandungan auksin memiliki konsentrasi 86.23ppm dan giberalin 76.39 ppm. kadar hormon pertumbuhan pada pupuk cair ekoenzim menggunakan EM4 menunjukkan bahwa kandungan auksin memiliki konsentrasi 29.37 ppm dan giberalin 81.36 ppm. Aplikasi pupuk ekoenzim memberikan peningkatan pertumbuhan dengan rata-rata pada hari ke-28: jumlah daun 6–7 helai, lebar daun 2,6 cm, tinggi batang 7,2–8,4 cm, dan panjang akar 2,5–4,2 cm. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan hanya pada tinggi batang (p = 0,042), sedangkan parameter lain tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p > 0,05). Pupuk cair ekoenzim berpotensi sebagai alternatif pupuk organik ramah lingkungan karena memiliki hormon pertumbuhan yang mendukung pertumbuhan bayam merah.