Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Fikih peserta didik kelas X MAT Daarut Tahfizh Al Ikhlas, di mana 45 % peserta didik masih memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik saat penerapan alat peraga Tajhiz Mayyit dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah penerapan alat tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin dengan dua siklus yang masing masing meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitiannya peserta didik kelas X, data dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik, tes pra siklus serta post test tiap siklus, kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan persentase ketuntasan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dikategorikan baik sekali (90,90%) hal ini dapat dilihat dari Siklus I dengan kategori baik (73,86%) dan meningkat pada Siklus II menjadi baik sekali (90,90%). Adapun aktivitas peserta didik menjadi baik sekali (90,78%) hal ini dapat dilihat pada Siklus I dengan kategori baik (69,73%) dan meningkat pada Siklus II menjadi baik sekali (90,78%). Ketuntasan hasil belajar naik dari 45 % pra tindakan menjadi 60 % pada Siklus I dan 80 % pada Siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan alat peraga Tajhiz Mayyit untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MAT Daarut Tahfizh Al-Ikhlas terbukti efektif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MAT Daarut Tahfizh Al Ikhlas.