Teungku Chik Pante Kulu sebagai tokoh pejuang dan ulama yang berjasa bagi
bangsa Indonesia dalam menyemangati rakyat Aceh ketika melawan Belanda.
Nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan, seperti keberanian, keikhlasan, kegigihan
dan semangat jihad patut untuk dipelajari, dan dijadikan inspirasi bagi generasi
muda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketokohan Teungku Chik Pante
Kulu pada masa perang melawan Belanda dan dalam perspektif masyarakat Aceh
pada masa sekarang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah (historis)
pengumpulan data melalui heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi,
serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teungku Chik Pante Kulu
adalah seorang kharismatik yang memainkan peran penting dalam perjuangan
rakyat Aceh. Ketokohan Teungku Chik Pante Kulu pada masa perang Belanda
memiliki dua peran yaitu sebagai ulama dan pejuang. Sebagai ulama, ia tidak hanya
menyebarkan ajaran Islam dan membentuk karakter masyarakat, tetapi juga sebagai
pemimpin umat. Sebagai pejuang, ia berperan sebagai penyemangat dan motivator
dalam menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan semangat juang. Strategi
perjuangan yang tepat digunakan Tengku Chik Pante Kulu dalam membangkitkan
semangat juang adalah dengan pendekatan literasi baik lisan maupun tulisan
melalui karyanya “Hikayat Perang Sabi” yang ditulis dalam bahasa Arab Jawi
berbahasa Aceh. Melalui karyanya dapat membangkitkan semangat jihad di
kalangan rakyat Aceh. Pendekatan secara lisan, disampaikan melalui dakwah
dengan membacakan karya ini di berbagai tempat seperti masjid, dayah, meunasah,
hingga rumah-rumah warga, juga dibacakan sebelum berangkat ke medan perang.
Pendekatan secara tulisan yaitu dengan cara menuliskan kembali “Hikayat Perang
Sabi” sebagai media dakwah para ulama. Penghargaan terhadap ketokohan
Teungku Chik Pante Kulu oleh masyarakat Aceh masa sekarang diwujudkan
dengan mengabadikan namanya pada sejumlah institusi pendidikan dan fasilitas
publik, seperti jalan raya.