Rendahnya kemampuan literasi sains siswa kelas VII SMPN 18 Banda Aceh pada materi pencemaran lingkungan dan ekosistem, yang selama ini diajarkan secara konvensional tanpa model pembelajaran yang mendorong keterlibatan aktif siswa. Akibatnya, kemampuan mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, mengumpulkan dan mengevaluasi data, menarik kesimpulan berbasis bukti, serta menggunakan istilah dan komunikasi ilmiah belum optimal, ditambah kurangnya keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari dan kearifan lokal membuat siswa kurang antusias. Penelitian ini bertujuan meningkatkan literasi sains siswa melalui penerapan model pembelajaran Etno Inkuiri yang mengintegrasikan metode ilmiah dengan pengetahuan lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin dalam dua siklus, masing-masing meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, dengan subjek siswa kelas VII SMPN 18 Banda Aceh. Instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta tes literasi sains, dengan analisis data secara deskriptif menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan, di mana aktivitas guru meningkat dari 72,91% (baik) menjadi 93,75% (sangat baik), aktivitas siswa dari 83,82% (baik) menjadi 91,21% (sangat baik), nilai rata-rata literasi sains dari 69,09% (baik) menjadi 82,87% (baik), dan nilai per indikator dari 51,51% (cukup) menjadi 84,84% (baik). Penerapan model Etno Inkuiri terbukti efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa, memperkuat hubungan pembelajaran sains dengan kearifan lokal, serta menjadikan siswa lebih aktif, kritis, dan mampu mengaitkan konsep sains dengan fenomena lingkungan sekitar.