Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Public Self-Awareness dengan Bystander Effect pada mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh. Public Self-Awareness merupakan kesadaran individu terhadap bagaimana dirinya terlihat dan dinilai oleh orang lain dalam situasi sosial, sedangkan Bystander Effect adalah kecenderungan seseorang untuk tidak membantu dalam situasi darurat karena mengira orang lain akan bertindak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian berjumlah 255 mahasiswa dari berbagai jurusan, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan Skala Public Self-Awareness dan Skala Bystander Effect. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara Public Self-Awareness dengan Bystander Effect (r = 0,426, p = 0,000 < 0,05). Semakin tinggi tingkat Public Self-Awareness mahasiswa, semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menunjukkan perilaku Bystander Effect dalam situasi yang membutuhkan bantuan. Analisis lebih lanjut pada dua dimensi Public Self-Awareness, yaitu Experience dan Appearance, menunjukkan bahwa keduanya berpengaruh terhadap Bystander Effect. Dimensi Experience menggambarkan kesadaran terhadap pandangan diri sendiri maupun orang lain terkait pengalaman sosial, sedangkan dimensi Appearance mencerminkan kesadaran terhadap penampilan diri maupun orang lain. Kedua dimensi ini berkontribusi dalam memengaruhi kecenderungan mahasiswa untuk menjadi pengamat ketika berada di situasi publik yang membutuhkan tindakan bantuan.