Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi solusi dan hambatan dalam optimalisasi sistem retur barang rusak dan kadaluwarsa dari retailer ke distributor, dengan studi kasus pada Wings dan Unilever di Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara dan observasi terhadap Undang- Undang pelaku usaha. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala seperti keterlambatan retur, dokumentasi manual, dan minimnya sosialisasi prosedur. Solusi yang diusulkan mencakup digitalisasi proses retur, pelatihan rutin bagi retailer, dan peningkatan komunikasi antara pihak terkait.Penelitian ini mengacu pada konsep khiyār dalam fiqih muamalah, yang memberikan hak kepada pembeli untuk mengembalikan barang cacat, serta merujuk pada Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menjamin hak atas barang yang layak dan kompensasi atas kerusakan. Temuan ini diharapkan menjadi dasar perbaikan sistem distribusi barang konsumsi yang lebih efisien, adil, dan transparan