Artikel ini mengkaji fenomena terlantar dan rusaknya rumah bantuan yang diberikan kepada korban bencana dari perspektif konsep maslahah dalam hukum Islam. Maslahah, sebagai prinsip penting dalam maqashid syariah, menekankan pada tercapainya kemaslahatan dan pencegahan kerusakan (mafsadah) bagi masyarakat. Dalam konteks ini, rumah bantuan semestinya menjadi sarana pemulihan dan perlindungan hak-hak dasar korban. Namun, fakta menunjukkan bahwa banyak rumah bantuan menjadi terbengkalai, tidak ditempati, atau mengalami kerusakan karena berbagai faktor, seperti kesalahan perencanaan, minimnya pengawasan, dan kurangnya partisipasi masyarakat. Pada kajian ini, penulis membuat tujuan penelitian dalam rumusan masalah yang difokuskan untuk menjawab tiga hal penting yaitu : apa konsep dasar maslahah dalam fiqh muamalah, bagaimana tinjauan konsep maslahah pada pemanfaatan rumah bantuan korban tsunami, apa faktor terlantarnya rumah bantuan tsunami. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif dan analisis normatif terhadap literatur hukum Islam dan kebijakan sosial, artikel ini menemukan bahwa praktik yang menyebabkan rumah bantuan terbengkalai bertentangan dengan prinsip maslahah, karena tidak mewujudkan manfaat yang seharusnya dan justru menimbulkan mudarat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar belum sepenuhnya mencerminkan prinsip kemaslahatan dalam fiqh muamalah. Ditemukan bahwa sejumlah rumah bantuan dibiarkan terlantar, rusak, atau dialihfungsikan tanpa memperhatikan nilai kemanfaatan jangka panjang bagi korban tsunami. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama pemberian bantuan, yaitu untuk menciptakan kemaslahatan dalam aspek tempat tinggal, keamanan, dan kelangsungan hidup.