Pemaknaan Masyarakat Terhadap Praktek Permintaan Hujan Melalui Kuda Lumping (Studi Kasus di Desa Tanjung Mangedar Dusun Kampung Jawa Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatra Utara)

Nanda Syahputra, 200305005 (2025) Pemaknaan Masyarakat Terhadap Praktek Permintaan Hujan Melalui Kuda Lumping (Studi Kasus di Desa Tanjung Mangedar Dusun Kampung Jawa Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatra Utara). Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Masyarakat dan Pemaknaan] Text (Masyarakat dan Pemaknaan)
Nanda Syahputra, 200305005, FUF, SA, 082165491065.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)
[thumbnail of Masyarakat dan Pemaknaan] Text (Masyarakat dan Pemaknaan)
Nanda Syahputra, 200305005, FUF, SA.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)

Abstract

Kesenian kuda lumping atau nama lainnya yaitu kuda kepang atau Jaranan ialah tarian yang menggunakan anyaman bambu yang dibentuk menyerupai bentuk kuda. Kuda lumping merupakan kesenian tradisional berupa tarian yang dipandu dengan alat musik tradisional seperti gong, gamelan dan terompet serta nyanyian. Namun pada waktu tertentu, tradisi kuda lumping ini menjadi salah satu tradisi pemanggilan hujan yang digunakan oleh masyarakat, khususnya di Dusun Kampung Jawa, Desa Tanjung Mangedar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan masyarakat di Desa Tanjung Mangedar terhadap praktek permintaan hujan melalui pertunjukan Kuda Lumping serta untuk mengetahui penyebab praktek ini masih bisa dipertahankan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Tanjung Mangedar memaknai praktek permintaan hujan melalui pertunjukan Kuda Lumping sangat baik. Mereka masih melestarikan budaya ini sampai sekarang. Alasan praktek pemanggilan hujan dengan menggunakan kuda lumping ini masih dilestrikan hingga sekarang yaitu kepercayaan masyarakat terhadap ketepatan doa mereka. Ketika proses pemanggilan hujan, maka dalam jangka waktu yang singkat hujan segera turun.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 203 Ibadah Umum dan Praktik lainnya
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Sosiologi Agama
Depositing User: Nanda Syahputra
Date Deposited: 21 Aug 2025 04:57
Last Modified: 21 Aug 2025 04:57
URI: http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/48048

Actions (login required)

View Item
View Item