Profitabilitas merupakan indikator kunci dalam menilai kinerja dan keberlanjutan operasional Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Namun, data statistik OJK menunjukkan bahwa nilai Return on Assets (ROA) BUS periode 2022–2024 mengalami fluktuasi, mencerminkan adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan keuangan bank. Kondisi ini menunjukkan pentingnya penelitian yang mendalam terhadap faktor-faktor internal yang dapat memengaruhi profitabilitas, terutama likuiditas, solvabilitas, dan penyaluran pembiayaan. Selain itu, ketidakkonsistenan hasil pada penelitian sebelumnya memperkuat urgensi kajian ini untuk memberikan bukti empiris terbaru dan relevan bagi pengambilan kebijakan dan strategi perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan penyaluran pembiayaan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia selama periode 2022–2024. Profitabilitas diukur menggunakan Return on Assets (ROA), sedangkan likuiditas diukur dengan Current Ratio (CR), solvabilitas dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan penyaluran pembiayaan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif dengan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan BUS yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sampel penelitian terdiri dari 13 BUS dengan total 39 observasi. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel likuiditas (CR) dan penyaluran pembiayaan (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan variabel solvabilitas (DER) tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan, ketiga variabel independen tersebut mampu menjelaskan variasi profitabilitas sebesar 62%. Temuan ini memberikan implikasi bahwa efektivitas pengelolaan likuiditas dan optimalisasi penyaluran pembiayaan sangat penting dalam meningkatkan kinerja keuangan bank syariah di Indonesia.