Tradisi Pemamanen merupakan salah satu warisan budaya yang masih dijaga dan dijalankan dalam prosesi sunat rasul dan pernikahan oleh masyarakat suku alas di Kabupaten Aceh Tenggara. Tradisi pemamanen memiliki nilai-nilai filosofis yang mendalam, baik dari sisi adat, agama, maupun sosial. Tradisi ini mulai mengalami tantangan, terutama dalam hal pemahaman terhadap makna dan pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi pemamanen dan bagaimana nilai-nilai filosofis pada tradisi pemamanen dalam suku alas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pemamanen tidak hanya berfungsi sebagai prosesi budaya dalam acara sunat rasul dan pernikahan, tetapi juga sebagai simbol penghormatan terhadap paman dari pihak ibu, yang dianggap sebagai tokoh penting dalam struktur kekeluargaan suku alas. Pelaksanaan tradisi ini melalui beberapa tahapan adat seperti pesula’i, tebekhas, mebhagah, hingga prosesi inti pemamanen, semuanya mengandung nilai kekeluargaan, penghormatan, peningkatan ekonomi, dan nilai kehati-hatian. Tradisi ini juga menampilkan kearifan masyarakat lokal alas dalam menyelaraskan ajaran agama Islam dengan adat istiadat setempat. Pemamanen tidak hanya sekedar tradisi, tetapi juga menjadi wujud identitas budaya dan sistem nilai kehidupan masyarakat alas yang patut dilestarikan.