Perilaku asertif penting untuk dimiliki oleh remaja dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar dapat memenuhi keinginan kebutuhan dan perasaan untuk dapat dimengerti oleh orang lain sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku asertif pada remaja adalah pola asuh permisif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh permisif dengan perilaku asertif pada remaja di Desa Telaga Tujuh Kecamatan Langsa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi, Pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dengan Teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-19 tahun yang bersekolah berjumlah 111 remaja. Alat ukur yang digunakan adalah skala pola asuh permisif yang mengacu pada teori Baumrind (1991) dan skala perilaku asertif yang mengacu pada teori Albert dan Emmons (2017). Hasil penelitian ditemukan r = -0,585 dengan signifikan p =0,000 (p < 0,5) sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Kedua variabel menunjukkan hubungan negatif yang signifikan yaitu semakin tinggi pola asuh permisif maka semakin rendah perilaku asertif sebaliknya semakin rendah pola asuh permisif maka semakin tinggi perilaku asertif. Pola asuh permisif orang tua cenderung memberikan kebebasan penuh tanpa aturan dan batasan. Akibatnya, remaja menjadi tidak dapat bersikap tegas dan kurangnya rasa tanggung jawab.