Pemanfaatan teknologi digital subsektor kuliner bukan hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperluas jejaring usaha dan membentuk ekosistem bisnis yang inklusif. Terlebih di tengah era pascapandemi, adopsi teknologi menjadi faktor utama bertahannya UMKM kuliner di berbagai kota.Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi digital oleh pelaku usaha kuliner di Banda Aceh, dan bagaimana tinjauan ekonomi syariah terhadap praktik tersebut. Pendekatan kualitatif digunakan melalui wawancara terhadap sepuluh pelaku usaha. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pelaku usaha telah memanfaatkan teknologi digital, khususnya dalam aspek pemasaran melalui media sosial, Namun, adopsi teknologi untuk operasional usaha, seperti aplikasi kasir digital, masih terbatas karena kendala literasi digital, keterbatasan biaya, serta belum meratanya pelatihan. Secara syariah, praktik digitalisasi telah mencerminkan prinsip muamalah, seperti kejujuran (ṣidq), keterbukaan informasi (tabligh), dan keadilan (‘adalah). Digitalisasi dinilai potensial mendukung keberlanjutan usaha jika disertai peningkatan literasi dan dukungan teknologi.