Shari’a compliance merupakan suatu wujud pemenuhan terhadap prinsip syari’ah yang menjadikan fatwa DSN-MUI sebagai alat ukur pemenuhan prinsip syari’ah. Salah satunya harus memisahkan paramedis laki-laki dan perempuan dalam lingkungan kerja untuk menjaga kehormatan dan kenyamanan semua pihak, serta menghindari interaksi yang tidak perlu antar gender yang berbeda dan menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan norma-norma agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji job desk paramedis di ruang rawat inap RSUDZA serta implementasi prinsip ijārah ‘ala al-‘amāl sebagai bagian dari penerapan shari’a compliance dalam layanan kesehatan. RSUDZA sebagai rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh memiliki tanggung jawab untuk menyelaraskan antara profesionalisme pelayanan medis dengan nilai-nilai syariat. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif empiris, dengan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan data yang diperoleh penempatan paramedis pada ruang rawat inap kelas 3 masih belum sepenuhnya terpenuhi disebabkan keterbatasan jumlah paramedis laki-laki yang lebih sedikit dibandingkan paramedis perempuan. Namun, pihak manajemen RSUDZA tetap mengedepankan aspek syari’ah dalam perawatan medis berdasarkan gender, terlebih rumah sakit ini telah menjadi rumah sakit syari’ah sejak 2018. Di sisi lain, konsep ijārah ‘ala al-‘amāl dalam fikih muamalah diterapkan sebagai dasar akad kerja antara rumah sakit dan paramedis, yang ditandai dengan adanya kejelasan tugas, waktu kerja dan upah yang adil.