Bullying termasuk dalam tindakan negatif yang dilakukan secara terus menerus yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, yang dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang terhadap individu yang dianggap tidak mampu membela diri. Perilaku bullying sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, bullying telah menjadi subjek yang sangat menarik untuk dibahas, ada yang percaya bahwa itu hal yang biasa dilakukan dan ada juga yang percaya bahwa itu merupakan hal yang tidak sewajarnya dilakukan. Bullying cenderung lebih sering terjadi di pesantren daripada di tempat lainnya, dikarenakan anak yang berada di lingkungan pesantren cenderung menghabiskan waktu berinteraksi dengan teman dan siswa senior lebih lama dibandingkan di tempat lain. Oleh sebab itu, pihak manajemen pesantren perlu melakukan berbagai upaya guna meminimalisir kasus bullying yang terjadi di lingkungan pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan hambatan Dayah Terpadu Al-Muslimun dalam meminimalisir bullying. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara semi terstruktur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Dayah Terpadu Al-Muslimun telah melakukan berbagai upaya seperti membentuk tim TPPK (tim pencegah dan penanganan kekerasan), kader konselor sebaya, membuat aturan khusus mengenai bullying, melakukan layanan bimbingan klasikal, melaksanakan sosialisasi dan edukasi, tarbiyah sakan dan visit room. Hambatan yang dirasakan berasal dari diri santri sendiri, kurangnya pemahaman santri mengenai bullying, perbedaan latar belakang ras, budaya, pola asuh serta lingkungan santri di luar pesantren dan kurangnya kemampuan santri dalam mengelola emosi menjadi hambatan yang utama dalam meminimalisir perilaku bullying di kalangan para santri