Peraturan lalu lintas dibuat agar dapat mengatur pengguna jalan supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun ternyata masih banyak pengguna jalan yang melanggar aturan ketika sedang berkendara contohnya seperti, mengemudi agresif dengan melebihi batas kecepatan, melanggar aturan lalu lintas, membunyikan klakson berlebihan, dan membuntuti pengendara lain dengan jarak yang terlalu dekat. Tindakan melanggar aturan berlalu lintas tersebut dapat membahayakn pengendara dan orang lain yang istilah lainnya disebut Aggressive Driving Behavior, hal ini dipicu oleh salah satu faktor antara lain tekanan akibat proses belajar siswa dan lainnya yang dikaitkan dengan perceived stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perceived stress dengan aggressive driving behavior pada siswa SMK-SMTI Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 siswa dengan teknik pengambilan menggunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala Perceived Stress dengan nilai reliabilitas 0,980 dan skala Aggressive Driving Behavior dengan nilai reliabilitas 0,988. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisien r = 0,845 dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 sehingga hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diterima. Hubungan kedua variabel menunjukkan hubungan positif dimana semakin tinggi perceived stress maka semakin tinggi pula aggressive driving behavior begitupun sebaliknya semakin rendah perceived stress maka semakin rendah pula aggressive driving behavior.