Skripsi ini mengangkat Naskah Hifdzul Iman sebagai objek kajian filologi. Naskah Hifdzul Iman adalah. naskah jamak, yaitu terdapat lebih dari satu salinan naskah yang isinya sama, hanya dibeberapa bagian teks yang berbeda. Objek kajian pada penelitian ini adalah naskah Hifdzul Iman koleksi Museum Aceh dengan nomor inventaris Ms. 07_01102 dan naskah perbandingan Hifdzul Al-Iman dari Museum Aceh dengan nomor inventaris Ms. 07_0007. Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana suntingan teks dan pengungkapan ide sentral dalam Naskah Hifdzul Iman yang bertujuan untuk menyunting teks agar dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dan bisa dibaca oleh masyarakat umum serta menelaah kandungan ide sentral yang terdapat di dalamnya. Teori yang digunakan yaitu teori filologi melalui metode landasan, naskah disajikan ulang dalam bentuk yang lebih terbaca tanpa menghilangkan karakter asli teks. Hasil penelitian ini membahas tentang pentingnya pemeliharaan keimanan dalam Islam serta peringatan terhadap berbagai bentuk keyakinan menyimpang yang dikategorikan sebagai itikad dhalalah. Teks ini memperlihatkan corak pemikiran teologis yang tajam dan polemis, serta diduga kuat terkait dengan pandangan Nuruddin Ar-Raniri yang dikenal sebagai penentang ajaran Wahdatul Wujud. Oleh karena itu, Hifdzul Iman menjadi dokumen penting dalam memahami wacana keagamaan di Aceh, sekaligus mencerminkan upaya intelektual untuk menjaga kemurnian akidah di tengah perdebatan pemikiran pada masa lalu.