Permasalahan timbulan sampah di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) diusulkan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi beban TPA dan mendukung konsep ekonomi sirkular. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi pembangunan TPS3R di Kecamatan Lhoknga dengan menggunakan indikator Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), serta Payback Period (PP). Metode yang digunakan adalah studi kelayakan ekonomi dengan pendekatan kuantitatif, analisis arus kas, serta sensitivitas terhadap perubahan biaya operasional dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total investasi awal sebesar Rp 816.010.439 dengan proyeksi pendapatan tahunan Rp 129.842.580 masih lebih rendah dari pengeluaran Rp 153.581.698. Analisis kelayakan menghasilkan NPV sebesar Rp 383.815.318, IRR 6,26%, BCR 0,84, dan Payback Period tidak tercapai, sehingga proyek tidak layak secara finansial. Oleh karena itu, diperlukan strategi penguatan melalui edukasi masyarakat, diversifikasi produk daur ulang, dukungan regulasi, serta kemitraan multipihak. Selain itu, strategi rekomendasi perlu menekankan tidak hanya aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial, lingkungan, dan tata kelola kelembagaan agar implementasi berjalan optimal dan berkelanjutan. Dari sisi sosial, TPS3R berpotensi meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat emisi gas rumah kaca; sementara dari sisi kelembagaan, sinergi multipihak dengan tata kelola yang transparan menjadi faktor kunci keberlanjutan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lain dalam mendukung ekonomi sirkular serta pencapaian SDG 8, 11, 12, dan 13.