Tradisi tulak bala merupakan salah satu praktik budaya warisan leluhur masyarakat Aceh yang masih dilestarikan, khususnya di Gampong Suak Ie Beuso, Kabupaten Aceh Barat. Tradisi tulak bala yang ada di Gampong Suak Ie Beuso diduga dalam pelaksanaannya telah mengami perubahan dari praktik sebelumnya dengan praktik yang saat ini dilaksanakan. Permasalahan utama yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana modifikasi praktik tradisi tulak bala dalam masyarakat Aceh. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Subjek penelitian melibatkan tokoh agama, tokoh adat, aparat gampong serta masyarakat asli dan pendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi tulak bala masyarakat Gampong Suak Ie Beuso umumnya memiliki persepsi positif terhadap modifikasi tradisi tulak bala. Tradisi ini tetap dimaknai sebagai warisan budaya dan bentuk ikhtiar spiritual untuk menolak bala, meskipun pelaksanaannya telah berubah. Mayoritas warga mendukung perubahan agar lebih selaras dengan nilai-nilai Islam dan perkembangan zaman. Prosesi penghanyutan sesajen diganti dengan doa bersama dan makan- makan simbolik. Modifikasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya Kesadaran keagamaan, modernisasi, dan perubahan pascatsunami mendorong penyesuaian tradisi agar tetap
relevan tanpa menghilangkan nilai dasarnya.