Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat keberhasilan pada tahap aklimatisasi tanaman hasil kultur jaringan, khususnya anggrek Macodes petola dan Dendrobium sp., yang menjadi salah satu kendala utama dalam upaya perbanyakan tanaman secara in vitro. Tahap aklimatisasi memerlukan kondisi media tanam yang mampu menjaga kelembaban, aerasi, serta menyediakan unsur hara yang memadai agar planlet dapat beradaptasi dengan lingkungan luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tanam moss terhadap pertumbuhan vegetatif kedua jenis anggrek tersebut selama masa aklimatisasi, serta mengevaluasi kelayakan modul praktikum yang dikembangkan sebagai penunjang pembelajaran pada mata kuliah Kultur Jaringan. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tiga perlakuan, yaitu moss 100% (P0), moss + pakis (1:1) (P1), dan moss + cocopeat (1:1) (P2), masing-masing diulang tiga kali. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan persentase planlet hidup. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA), dilanjutkan dengan uji BNT apabila ditemukan perbedaan nyata, sedangkan modul praktikum diuji kelayakannya oleh ahli materi dan ahli media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun Dendrobium sp. pada umur 4 dan 5 MST, dengan perlakuan moss + cocopeat menghasilkan jumlah daun terbanyak. Namun, anggrak Macodes petola tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya . Uji kelayakan modul praktikum memperoleh 84% dengan kategori 'Sangat Layak', sehingga modul tersebut dapat digunakan sebagai referensi dan panduan praktikum bagi mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi moss + cocopeat merupakan alternatif media aklimatisasi yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan Dendrobium sp., sementara Macodes petola memerlukan waktu adaptasi yang lebih lama sebelum menunjukkan respon pertumbuhan yang signifikan.