Penelitian ini memiliki latar belakang masalah yang sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi pada era sekarang, yakni fenomena meme pernikahan yang menyebabkan menurunnya minat nikah generasi muda, termasuk mahasiswa dan mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Meme merupakan jenis komunikasi digital yang tersebar luas di media sosial, khususnya di Instagram dan X. Meme yang tersebar di media sosial memiliki dua kategori, yaitu meme bernarasi positif dan meme bernarasi negatif, sehingga hal tersebut membuat perbedaan pandangan antar mahasiswa. Penelitian ini, memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis perspektif mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap meme pernikahan yang telah tersebar di media sosial serta penelitian ini juga bertujuan untuk memahami pengaruh meme terhadap cara pandang mahasiswa terkait pernikahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan informan penelitian sebelas mahasiswa KPI angkatan 2021 yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan X serta pernah melihat meme pernikahan di media sosial tersebut. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian yakni menggunakan model analisis kualitatif Creswell, melalui beberapa tahapan. Pada penelitian ini menggunakan teori kultivasi untuk menjadi landasan berpikir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme pernikahan telah mempengaruhi cara pandang mahasiswa secara signifikan. Beberapa mahasiswa memiliki kecenderungan memaknai pernikahan sebagai suatu hal yang beresiko, terutama dari faktor ekonomi, emosional, dan kestabilan hubungan. Namun, terdapat perbedaan respons berdasarkan gender, yang mana mahasiswa laki-laki cenderung lebih memikirkan pada aspek ekonomi, sedangkan mahasiswa perempuan lebih memikirkan aspek emosional dan psikologis dalam pernikahan. Temuan pada penelitian menekankan bahwa meme pernikahan memiliki peran yang penting dalam membentuk perspektif mahasiswa, sekaligus menunjukkan pentingnya literasi media agar tidak terjadi bias perspektif terhadap pernikahan yang awalnya memiliki nilai penting dalam agama.