Self-disclosure sangat penting untuk dimiliki oleh remaja, khususnya dalam konteks hubungan dengan orang tua dan teman sebaya. Keterbukaan diri merupakan kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi kepada orang lain. Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki pola komunikasi tertutup dengan orang tua cenderung lebih terbuka dengan teman sebaya dan mencari dukungan emosional dari orang lain. Keterikatan emosional antara anak dan orang tua memiliki peranan penting dalam perkembangan psikologis individu, termasuk dalam hal kemampuan self-disclosure. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara parent attachment dengan self disclosure pada siswa Muamalat Solidarity Boarding School di Jantho Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data berbentuk skala parent attachment dengan self-disclosure, populasi di dalam penelitian berjumlah 191 orang siswa sehingga di dapatkan sampel sebanyak 110 orang siswa. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan menggunakan analisis statistik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan koefisien korelasi sebesar 0,680 (r) dengan signifikansi 0,001 (p) menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara parent attachment dan self-disclosure pada siswa Muamalat Solidarity Boarding School Jantho Aceh Besar. Semakin tinggi self-disclosure semakin tinggi parent attachment dan sebaliknya.