Dayah Safinatussalamah yang terletak di Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil, menjadi salah satu contoh pesantren yang berada di lingkungan dengan keragaman agama, seperti Islam, Kristen, dan Parmalim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan, wawancara mendalam dengan informan seperti pimpinan dayah, guru, santri, tokoh agama non-Muslim, dan masyarakat sekitar, serta dokumentasi terkait. Peneliti memilih teknik purposive sampling untuk menentukan informan yang dinilai memahami secara langsung fenomena toleransi di lingkungan Dayah dan masyarakat multikultural. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan guna memperoleh pemahaman yang utuh mengenai praktik toleransi di dayah tersebut. Dayah Safinatussalamah berperan aktif dalam membentuk sikap toleransi santri melalui pembiasaan sikap menghargai perbedaan dan keterlibatan dalam aktivitas sosial bersama masyarakat lintas agama. Strategi yang diterapkan meliputi pembelajaran materi keagamaan yang moderat, dialog antarumat beragama, serta partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Dampaknya, hubungan sosial antarumat di Danau Paris terjalin dengan baik, ditandai dengan interaksi harmonis antara warga Muslim dan non-Muslim, serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Temuan ini menegaskan bahwa Dayah dapat menjadi agen perdamaian dalam konteks masyarakat multikultural. Keberadaan pesantren ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan ilmu agama kepada santri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi beragama agar dapat hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat non-Muslim di sekitarnya.