Keluh kesah dalam Al-Qur’an menggambarkan sifat dasar atau tabi`at yang ada pada manusia. Penelitian ini membahas mengenai konsep keluh kesah dalam perspektif Al-Qur’an dengan pendekatan tematik (maudhu‘i). Latar belakang penelitian ini berangkat dari realitas manusia yang secara fitrah memiliki kelemahan dan sering kali mengekspresikan keluh kesah dalam menghadapi ujian dalam kehidupan. Namun, Al-Qur’an memberikan panduan dan penekanan mengenai batasan serta sikap yang tepat dalam menyikapi sifat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lafaz-lafaz yang digunakan dalam ungkapan yang bermakna keluh kesah diantaranya adalah lafaz halu`a, jazu`a, syakwa, syahiq, law dan layta. Namun ada ungkapan lafaz keluh kesah ada yang berupa ungkapan lafaz yang tercela dan ungkapan lafaz terpuji yaitu yang diucapkan oleh orang yang beriman. Walaupun begitu ungkapan lafaz ini memiliki struktur yang sama yaitu berupa keluhan, penyesalan dan kesedihan. Dan Al-Qur’an juga menegaskan bahwa sifat tersebut dapat diarahkan menjadi lebih positif melalui kesabaran, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa keluh kesah bukan semata kelemahan, melainkan potensi fitrah manusia yang dapat dikendalikan serta diarahkan menuju sikap yang lebih konstruktif sesuai tuntunan Al-Qur’an.
Kata Kunci: Keluh kesah, Al-Qur`an