Penelitian ini mengangkat masalah realitas kehidupan menunjukkan bahwa banyak individu belum memiliki ketangguhan dan kesabaran seperti yang dicontohkan oleh Maryam, sehingga ketika menghadapi masalah, mereka cenderung putus asa, bahkan sampai pada titik kehilangan harapan hingga berpikir untuk mengakhiri hidup karena tidak mampu menghadapinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakter Maryam binti Imran dalam Surah Maryam ayat 21-23 dan menggali konsep pemberdayaan klien dalam Surah Maryam ayat 24-26. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui studi kepustakaan (library research) dan analisis isi (content analysis) terhadap tafsir-tafsir Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisah Maryam mencerminkan karakter individu yang berdaya, seperti sabar, tawakkal, ikhlas, dan optimis. Memiliki energi, ketahanan fisik dan psikologis, kecerdasan, keluasan wawasan, kemampuan beradaptasi, dukungan, kesadaran diri (mengenal diri sendiri, sikap, perasaan, perilaku, nilai-nilai, dan bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi satu sama lain), dan kemampuan untuk mendorong klien agar membuat keputusan yang efektif adalah semua aspek pemberdayaan klien yang dijelaskan Maryam dalam ceritanya. Kisah Maryam memberikan pelajaran penting dalam membentuk pribadi baik yang dapat dijadikan model dalam praktik bimbingan dan konseling Islam masa kini. Sebagai saran, praktisi bimbingan dan konseling Islam perlu mengintegrasikan nilai-nilai keteladanan Maryam dalam praktik konseling. Ini akan membantu klien tidak hanya menyelesaikan masalah secara psikologis, tetapi juga memperkuat spiritualitas sebagai fondasi kemandirian dan ketangguhan hidup.