Penyelenggaraan turnamen e-sport oleh Pengurus Besar E-sport Indonesia (PBESI) Banda Aceh merupakan salah satu bentuk aktivitas yang berkembang di kalangan generasi muda. Dalam pelaksanaannya, peserta diwajibkan membayar biaya pendaftaran yang kemudian sepenuhnya dialokasikan sebagai hadiah bagi pemenang, dengan sebagian kecil digunakan untuk menutupi biaya operasional penyelenggaraan. Praktik ini memiliki kemiripan dengan konsep akad ji’ālah dalam hukum ekonomi syariah, yaitu pemberian imbalan atas hasil usaha yang belum pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan PBESI Banda Aceh dalam penentuan hadiah, meninjau pengelolaan dana pendaftaran, serta menganalisis kesesuaiannya dengan prinsip ji’ālah. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan normatif-empiris melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pelaksanaan event telah berjalan terorganisir dan hadiah diserahkan kepada pemenang sesuai rencana, mekanisme penetapan hadiah masih bergantung pada jumlah peserta yang mendaftar, sehingga memunculkan unsur (gharar) dan ketidakjelasan. Berdasarkan analisis prinsip ji’ālah, penggunaan dana pendaftaran peserta sebagai sumber hadiah tidak sepenuhnya sesuai dengan prinsip ji’ālah dikarenakan apabila jumlah hadiah tidak ditetapkan secara jelas sejak awal, hal ini bertentangan dengan syarat penetapan jumlah imbalan secara pasti dalam akad ji’ālah dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi peserta.