Betty Anggraini, 210303014 (2025) Analisis Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Gayo Karya Johansyah: Tinjauan Linguistik dan Kultural. Other thesis, Universitas islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
![[thumbnail of membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo]](http://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png) Text (membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo)
            
              
Text (membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo)
Skripsi Betty Full.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (2MB)
![[thumbnail of Membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo]](http://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png) Text (Membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo)
            
              
Text (Membahas tentang penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Gayo)
Skripsi Betty cover-Bab 1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB)
Abstract
Penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah memiliki peran penting dalam memperluas akses pemahaman masyarakat, termasuk masyarakat Gayo. Terjemahan Al-Qur’an karya Johansyah merupakan upaya pelestarian bahasa dan budaya Gayo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Analisis dilakukan dengan mengkaji aspek akurasi, konsistensi, serta pemilihan kosakata, kemudian ditinjau dari pengaruh budaya lokal terhadap hasil terjemahan. Hasil penelitian, dari aspek tinjauan linguistik dibagi menjadi tiga pembahasan utama yakni pertama akurasi, di temukan dua hal yang terindikasi mengalami reduksi makna pada kata rabb di surah al-Fatihah ayat 2 serta terjemahan kata ‘inda menjadi tenumpitni Allah (pangkuan Allah) yang dinilai terlalu bebas dan berpotensi menyimpang dari konteks. Inkonsistensi, terjadi karena dua faktor: pertama banyaknya varian kata yang menyebabkan satu kata diterjemahkan ke dalam beberapa bentuk. Contohnya: رَيْبَ, كَلّاَ, اِذْ, وَجْهٌ, dan ضَرَبَ. Kedua, Tidak diterapkannya padanan secara seragam di seluruh teks. Terjadi pada: الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, اِسْتَكْبَرَ, dan  عَلَى ٱلْأَرَآئِك. Ketiga, ketepatan pemilihan kosa kata: tidak semua padanan tepat dalam Bahasa Gayo. Pada beberapa ayat, penerjemahan dirasa lebih natural jika meminjam istilah Bahasa Indonesia, misalnya kata al-wālidātu (QS. al-Baqarah: 233) diterjemahkan sebagai kaum ibu alih-alih kaum ine, karena padanan asli dianggap kurang alami dalam budaya tutur Gayo. Dari tinjauan kultural, penerjemahan ini sarat dengan pengaruh budaya Gayo. Misalnya, kata ‘abasa diterjemahkan dengan ungkapan khas “mukulit mungkuren salake” yang mencerminkan ekspresi wajah menurut tradisi Gayo.
Kata kunci: Terjemahan Al-Qur’an, Bahasa Gayo, linguistik, Kultural
| Item Type: | Thesis (Other) | 
|---|---|
| Subjects: | 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan > 2X1.2 Al-Qur'an dan Terjemahannya | 
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | 
| Depositing User: | Betty Anggraini | 
| Date Deposited: | 15 Sep 2025 07:31 | 
| Last Modified: | 15 Sep 2025 07:31 | 
| URI: | http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/50171 | 
 
        		 
		            
		        