Penelitian ini membahas tentang penggunaan lafaz abun dan walidun dalam Al-Qur’an sebagai bentuk ungkapan yang merujuk pada makna ‘ayah’. Meskipun keduanya memiliki arti yang serupa dalam bahasa Arab, Al-Qur’an menggunakan kedua lafaz ini dalam konteks dan situasi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan makna, konteks pemakaian, berdasarkan pendekatan analisis linguistik dan tafsir tematik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif terhadap ayat-ayat yang mengandung lafaz abun dan walidun dalam mushaf Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lafaz abun lebih sering digunakan dalam konteks umum dan simbolik, yang mengandung makna luas seperti leluhur atau figur paternal. Sementara itu, lafaz walidun cenderung digunakan dalam konteks biologis atau hubungan darah secara langsung. Pemilihan lafaz oleh Al-Qur’an mengandung makna yang mendalam dan relevan dengan pesan moral serta struktur retorika ayat. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman lebih dalam mengenai keindahan bahasa dan ketepatan diksi dalam Al-Qur’an.