Penelitian ini bertujuan memahami peran suami dalam menjaga kestabilan emosi istri pascamelahirkan di Desa Teupin Batee, Idi Rayeuk. Masa pascapersalinan adalah periode krusial dengan perubahan fisik dan emosional signifikan yang dapat memicu baby blues jika tidak ditangani dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap lima pasangan yang dipilih secara purposive. Hasil menunjukkan bahwa dukungan emosional suami, seperti perhatian, mendengarkan keluhan, menciptakan suasana nyaman, dan keterlibatan dalam pengasuhan anak, berdampak positif pada kestabilan emosi istri. Namun, sebagian suami belum menyadari pentingnya peran ini hingga mendapat edukasi dari keluarga atau tenaga kesehatan. Faktor yang memengaruhi keterlibatan suami meliputi pengetahuan, budaya, agama, pekerjaan, dan kemampuan emosional. Temuan ini mendukung studi sebelumnya bahwa dukungan suami menurunkan risiko baby blues dan meningkatkan keharmonisan keluarga.