Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemandirian fiskal daerah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kemandirian fiskal dan ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Banda Aceh selama periode 2020–2024 dan menganalisis keterkaitannya dalam pandangan Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis rasio kemandirian fiskal dan ketergantungan fiskal berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian fiskal Kota Banda Aceh periode 2020–2024 meningkat dari kategori kurang mandiri menjadi sedang mandiri dengan rasio 18,09%–23,22%. Namun, angka tersebut masih jauh dari standar ideal 70–80%, sehingga tingkat ketergantungan fiskal terhadap dana transfer pusat masih sangat tinggi, yaitu 64,07%–67,84%. Hal ini menunjukkan sebagian besar pendapatan daerah masih bersumber dari pusat, sehingga ruang gerak fiskal daerah masih terbatas. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Banda Aceh disarankan untuk meningkatkan PAD melalui optimalisasi pajak, retribusi, aset daerah, serta mendorong investasi dan belanja produktif pada sektor strategis.