Risna Amla, 210306009 (2025) LARANGAN TERTAWA BERLEBIHAN MENURUT PERSPEKTIF HADIS ( KAJIAN HADIS MAUDHU’I ). Other thesis, UIN AR-RANIRY BANDA ACEH.
![[thumbnail of LARANGAN TERTAWA BERLEBIHAN MENURUT PERSPEKTIF HADIS]](http://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_Risna_Amla.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (2MB)
![[thumbnail of LARANGAN TERTAWA BERLEBIHAN MENURUT PERSPEKTIF HADIS]](http://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
RISNA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (1MB)
Abstract
Dalam perspektif Islam, segala aktivitas manusia diatur dalam batas-batas yang proporsional, termasuk dalam hal tertawa. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang penuh senyum, tetapi jarang tertawa terbahak-bahak. Fenomena tertawa secara berlebihan (terbahak-bahak) banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat modern, terutama dalam aktivitas hiburan dan interaksi sosial. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait bagaimana Islam memandang sikap tersebut dan apa dampaknya terhadap spiritualitas seorang Muslim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam makna larangan tertawa berlebihan sebagaimana disampaikan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research). Sumber utama berasal dari kitab-kitab hadis Kutubut Tis’ah. Data dikumpulkan melalui studi dokumen, yaitu dengan menelaah naskah-naskah literatur baik dalam bentuk cetak maupun digital. Setiap hadis yang ditemukan dianalisis sanad dan matannya, lalu dibandingkan dengan pendapat para ulama dan mufasir hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwasanya hadis-hadis tentang larangan tertawa berlebihan tidak dimaksudkan untuk mengekang kegembiraan, tetapi sebagai peringatan agar ekspresi emosi tetap dalam batas wajar. Para ulama seperti al-Ghazālī dan Ibn Qayyim menekankan bahwa terlalu banyak tertawa dapat memadamkan cahaya hidayah dalam hati. Namun demikian, tawa yang wajar tetap bagian dari fitrah dan tidak dilarang. Dengan prinsip wasatiyyah umat Islam diajak untuk mengelola ekspresi kegembiraan secara proporsional menjauhi candaan yang berlebihan dan membangun budaya tawa yang sehat di ruang pribadi maupun publik. Dengan begitu, larangan ini menjadi pedoman spiritual untuk memperkuat kecerdasan emosional dan membentuk akhlak mulia di tengah tantangan zaman.
Kata Kunci: Hadis, Tertawa Berlebihan, Perspektif Hadis
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 000 Computer Science, Information and System 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X2 Hadis dan ilmu yang berkaitan > 2X2.1 Ilmu Hadis, termasuk Mustalah Hadis |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Hadis |
Depositing User: | Risna Amla |
Date Deposited: | 23 Sep 2025 09:04 |
Last Modified: | 23 Sep 2025 09:04 |
URI: | http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/50725 |