Bibliocrime merupakan tindakan penyalahgunaan koleksi perpustakaan yang dapat menimbulkan kerugian material dan non-material bagi institusi. Fenomena ini perlu dikaji untuk mengembangkan strategi pencegahan yang efektif.. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbedaan upaya pencegahan Bibliocrime yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Ubudiyah Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana upaya pencegahan Bibliocrime dilakukan dan apakah terdapat perbedaan signifikan antara kedua perpustakaan dalam strategi yang diterapkan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif komparatif dengan pendekatan studi kasus. Sampel penelitian terdiri dari 94 pemustaka yang dipilih dengan teknik purposive sampling, masing-masing 47 dari Universitas Ubudiyah Indonesia dan 47 dari Universitas Muhammadiyah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket dan dokumentasi, dan dianalisis menggunakan uji beda (independent t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa UUI memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi pada indikator upaya pencegahan, termasuk keamanan fisik, teknologi keamanan, dan kebijakan prosedural, serta skor keseluruhan variabel upaya pencegahan. Sementara itu, UNMUHA menunjukkan tingkat Bibliocrime yang lebih tinggi pada indikator kehilangan koleksi, kerusakan bahan pustaka, dan peminjaman tidak sah, serta skor variabel tindakan Bibliocrime secara umum. Seluruh perbedaan tersebut terbukti signifikan (p < 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem keamanan dan pengelolaan koleksi yang lebih efektif dapat menurunkan tingkat Bibliocrime di perpustakaan perguruan tinggi.