Banjir merupakan salah satu bencana alam yang kerap melanda wilayah Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Selatan. Tanggung jawab penanggulangan bencana berada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sesuai amanat Peraturan Bupati Aceh Selatan Nomor 38 Tahun 2016 yang mengatur struktur organisasi, tugas, fungsi, serta mekanisme kerja dari BPBD Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran BPBD dalam penanganan banjir serta mengidentifikasi hambatan yang dihadapi. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa BPBD Aceh Selatan memiliki peranan penting sebagai koordinator utama dalam kerja sama lintas sektor bersama TNI, Polri, Pemerintah daerah, perangkat desa, relawan, organisasi Masyarakat, hingga warga terdampak. Peran tersebut mencakup berbagai kegiatan, mulai dari proses evakuasi korban, pemetaan daerah rawan banjir, distribusi bantuan, pembangunan dapur umum, hingga pembersihan lingkungan pasca-banjir. Interaksi sosial yang muncul ditandai dengan nilai gotong royong dan hubungan timbal balik, dimana partisipasi warga mempercepat langkah BPBD, sementara tindakan BPBD meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan Masyarakat. Kendala utama yang ditemukan antara lain keterbatasan sarana evakuasi, kurang meratanya sosialisasi, serta kesulitan dalam penanganan di malam hari. Sebaliknya, dukungan berupa solidaritas Masyarakat, kecepatan respons BPBD, serta bantuan lintas instansi menjadi faktor penguat dalam mitigasi banjir. Secara keseluruhan, sinergi antar pemangku kepentingan di Aceh Selatan sudah berjalan baik, meskipun peningkatan kapasitas serta pemerataan edukasi kebencanaan di seluruh desa terdampak tetap diperlukan agar upaya mitigasi lebih optimal.