Budidaya ikan air tawar memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, namun keterbatasan modal dan pengalaman menjadi kendala utama. Program mudharabah (shahibul maal) di Gampong Lawe Pangkat, Kabupaten Aceh Tenggara, hadir sebagai solusi berbasis syariah dengan sistem bagi hasil yang adil antara pemilik modal dan pengelola usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman masyarakat terhadap pelaksanaan program mudharabah serta memahami tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan budidaya ikan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi lapangan. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara semi-terstruktur dengan pemodal, pengelola usaha, dan aparat gampong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program mudharabah berdampak positif pada peningkatan pendapatan, motivasi, dan keterampilan masyarakat dalam mengelola budidaya ikan air tawar. Sistem bagi hasil yang transparan mendorong partisipasi aktif masyarakat, meskipun masih terdapat kendala berupa keterbatasan modal, risiko gagal panen, dan kurangnya pengalaman teknis. Kesimpulannya, program mudharabah mampu memberdayakan ekonomi masyarakat secara syariah dan berpotensi menjadi model kemitraan berkelanjutan untuk sektor perikanan di pedesaan