Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat

Dzaki Mubarak, 231010025 (2025) Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat] Text (Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat)
Dzaki Mubarak, 231010025 (2025)_compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB) | Request a copy
[thumbnail of Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat] Text (Persepsi Masyarakat Kota Banda Aceh Terhadap Penentuan Mahar di Tengah Fluktuasi Harga Emas Ditinjau Dari Fiqh Munakahat)
Dzaki Mubarak, 231010025 (2025) Cover- Bab 1_compressed.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (801kB)

Abstract

Tradisi mahar emas (jeulamee) merupakan bagian integral dari adat pernikahan di Aceh yang sarat akan nilai budaya dan simbol kehormatan. Namun, fluktuasi harga emas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan tantangan terhadap keberlangsungan tradisi ini, menciptakan ketegangan antara tuntutan adat dan realitas ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat, mengidentifikasi keadaan pernikahan, dan mengkaji tinjauan fiqh munakahat terhadap penetapan mahar di Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum sosiologis dengan pendekatan kualitatif, di mana data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan berbagai kalangan masyarakat, termasuk keluarga, tokoh adat, dan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap mahar emas bersifat dualistis: di satu sisi, ia tetap dianggap sebagai simbol marwah dan harga diri yang tak tergantikan, namun di sisi lain telah menjadi beban finansial yang berat, terbukti dari menurunnya daya beli emas untuk mahar sebesar 20-30%. Meskipun demikian, keadaan pernikahan di Banda Aceh menunjukkan resiliensi yang tinggi; angka pernikahan tetap stabil dan tidak terpengaruh signifikan oleh kenaikan harga emas. Hal ini didorong oleh kuatnya motivasi agama dan komitmen komunal yang mengalahkan pertimbangan ekonomi. Dari tinjauan fiqh munakahat, praktik jeulamee tidak bertentangan dengan syariat Islam, namun pelaksanaannya yang cenderung kaku dan memberatkan berisiko menyimpang dari prinsip kemudahan (taysir) yang dianjurkan. Kesimpulannya, tradisi mahar emas di Banda Aceh menghadapi pergeseran makna dari simbol pemuliaan menjadi beban sosial, sehingga diperlukan adaptasi praktik adat melalui fleksibilitas dan musyawarah agar tetap relevan dengan kondisi ekonomi dan sejalan dengan semangat syariat Islam

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.313 Maskawin
Divisions: Program Pascasarjana > S2 Hukum Keluarga
Depositing User: Dzaki Mubarak
Date Deposited: 04 Sep 2025 03:50
Last Modified: 04 Sep 2025 03:50
URI: http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/51556

Actions (login required)

View Item
View Item